salah

Kita adalah sepasang sadar keberadaan satu sama lain, namun enggan untuk saling mengenal.
Berbulan-bulan yang lalu, sebuah kesalahan tercipta. Entah berapa helaan napas yang kita hembuskan menunggu datangnya pergi.
Aku selalu melihatmu, mungkin tanpa kau sadari. Aku terganggu karena sebuah pikiran, bahwa mungkin kamu menganggapku sebagai manusia paling angkuh seumur hidupmu.
Aku yang meninggalkan bahkan sebelum kau datang.
Aku yang berdalih poros kerumitan ini adalah kamu.
Aku yang tidak mengindahkan semua ucapan dan tingkah lakumu.
Hingga aku yang tak pernah lagi, berani menatapmu.
Sampai waktu menghadiahkan rindu padaku.
Sampai hari ini aku kembali lemah dihadapanmu.
Aku gugup setengah mati, aku merosot dan menyumpahi diriku tidak akan peduli lagi.
Tapi gagal,
Perasaan ini kembali mengintimidasi. Diantara ribuan marah dan rindu. Kamu justru datang dengan hal lain.
Pemecah emosiku

Suara beratmu terasa mendung. Tanganmu yang pernah kuperhatikan diam-diam, erat menggenggam lenganku. Menahanku yang berniat pergi.
Sulit bagiku mengucapkan sepatah katapun.
Lagi-lagi, kita berdekatan tapi hanya sunyi yang menguar.
Semua berjalan dengan sendirinya. Tanpa punya alasan.